Senin, 31 Oktober 2016

Contoh soal Essay Menentukan Tema, Latar, dan Penokohan pada Kutipan Cerpen

Contoh soal Essay Menentukan Tema, Latar, dan Penokohan pada Kutipan Cerpen
Lihat juga: Kumpulan Contoh Soal Essay Bahasa Indonesia Kelas 9Kumpulan Soal Essay Menentukan Unsur-Unsur Cerpen

Bacalah kutipan cerpen "Tiga Butir Kurma per Kepala" Karya Yusrizal K.W. berikut!

TIGA BUTIR KURMA PER KEPALA

Di antara sejumlah perantau asal kampong kami yang mendampek itu, ada satu nama yang paling berkesan. Pak Ayub. Tubuhnya kurus, jangkung, dan selalu mengenakan baju gunting cina. Ia sudah 15 tahun di rantau, yang menurut orang dusun kami, di rantau entah. Di sebut di rantau entah, ia selalu bilang di banyak tempat. Kadang Aceh, Riau, Lampung, Surabaya, Jakarta, dan Makasar.

 “Jangnan ditanya rantau jauh saya. Tapi, pandanglah saya dari kecintaan pada orang dan kampong ini. Walau Cuma bisa kasih kurma, itu indah sekali…” begitu kilahnya, seraya berkata lagi sambil menunjuk dadanya, “Semua tergantung di sini. Rantau yang jauh tiada taranya, di dalam dada. Begitu juga sebaliknya, di dada. Rasakan makna niatnya…”

Biasanya, kami mengangguk-angguk. Ia tersenyum. Dan, entah siapa yang memberinya gelar, Kami akrab mengenal Pak Ayub sebagai tuan kurma yang bijaksana. Ukuran bijaksana ini pun kami tak tahu pasti. Yang jelas, enak menyebutnya dan terasa patut. Pokoknya kalau dikaji alur patut dan mungkinnya, ia tepat sekali. Kadang ada yang patut, tapi tak mungkin. Ada yang mungkin, namun tak patut.

Disetiap bulan suci Ramadhan, biasanya pak Ayub tiba-tiba muncul. Ia mendatangi setiap rumah dengan sepeda tuanya. Setiap rumah, ia beri kurma. Kalau jumlah kurma itu dalam kantung plastic ada 15 buah, berarti penghuni rumah ada lima orang. Seandainya ada 21 buah, berarti penghuni rumah yang didatanginya ada tujuh orang. Sebagai kelazimannya, ia mengatakan bahwa setiap orang atau per kepala di dalam sebuah rumah, keluarga, mendapat tiga buah kurma.

Biasanya, kalau besok paginya di tepian sungai atau lapau kopi, orang bercerita tentang nikmatnya membukakan puasa dengan tiga butir kurma, berarti orang-orang itu kemarin habis dikunjungi pak Ayub dengan baying-bayang sepanjang badanya, telah mampu berbuat pengasih dan penyayang serta adil ke warga kampong. Biasanya. Sekali atau dua kali dalam bulan Ramadhan pak Ayub mengantarkan kurma ke setiap rumah-rumah. Masing-masing mendapat bagian tiga buah kurma per kepala. Tak heran, di hari pembagian kurma itu, boncengan sepedanya dibebani karung plastic berisi kurma. Maka, pada hari itu dapat ditebak, orang-orang membukakan puasanya dengan tiga butir kurma dari pak Ayub. Pemberiannya itu rasanya sampai ke lubuk hati sejuknya.

Anehnya, kendati ada yang mampu membeli kurma, tak seorang pun di dusun itu mau pergi mendapatkannya ke pasar kecamatan atau di tempat-tempat yang ada tersedia kurma. Alasan mereka yang pernah pergi,”Tak seenak yang diantar Pak Ayub…”

Mendengar selentingan ungkapan yang menyiratkan nada terima kasih itu, Pak Ayub selalu berkata lunak, “itu kurma dari Allah,”

Sudah dua kali Ramadhan Pak Ayub tak pulang ke kampong. Sanak familinya yang ditanya, hanya menjawab,”Entah, entah di aceh, entah di Ambon, entah di Irian, entah di Makasar, entah di Jakarta dia sekarang. Berkirim surat pun tak ada. Kabur gambarnya kini.”

Sementara perantau yang dulu pulang bawa dan nyumbang macam-macam untuk surau, masjid, jalan, tugu, dan balai pemuda, kini bertambah banyak. Bingkisan Ramadhan dan  lebaran pun  silih berganti diterima warga kampong. Namun, dihati orang kampong, ya dihati kami, ada yang kurang sempurna tanpa Pak Ayub, Tuan Kurma. Pemberian yang lain, bisa dibanding-bandingkan. Misal kain sarung dengan sajadah, paket mentega-tepung-minyak dengan uang. Tapi kurma selalu ada cahaya tersendiri yang sulit di terjemahkan dan dibanding-bandingkan dalam gunjingan lepas atau obrolan lapau.

Kadang ada-ada saja pikiran buruk melintas di benak kami. Jangan-jangan , Pak Ayub sudah mati. Jangan-jangan Pak Ayub jatuh miskin hingga tak mampu beli kurma untuk dibagi-bagikan tiga buah per kepala untuk orang sekampung. Banyak kalimat jangan-jangan melintas di benak orang kampong. Apalagi, tidak sedikit di antaranya berucap, baik secara gurau maupun serius tentang kerinduan pada Pak Ayub dan kurma.

 “Allah tidak lagi mengirimkan kurmanya pada kita melalui Pak Ayub,” begitu antara lain kata beberapa orang dusun kami.

Dan, di saat puasa berjalan lebih dua puluh hari, seseorang tak dikenal mendatangi rumah-rumah warga kampong. Ia berpeci, dagunya berjanggut, kumisnya tipis wajahnya bersih berminyak. Orang itu masih muda, membagi-bagikan kurma sebagaimana Pak Ayub dulu lakukan. Setiap rumah mendapat tiga buah kurma kali jumlah kepala.

Saat menerima kurma, pemilik rumah hanya mengucap terima kasih. Setelah orang itu pergi, bibir-bibir yang belum disentuh oleh hal yang membukakan puasa, bergerak bergetar. Mereka teringat Pak Ayub.

“Pak Ayub? Kok bukan Pak Ayub? Apakah ini jelmaan pemilik kurma, yaitu Allah?” begitu gumam kami di kampong seraya mengenang tutur kata yang pernah terlontar dari mulut Pak Ayub. Namun, ketika kami tersadar, ketika kerinduan dan keinginan bersua Pak Ayub yang sudah dua kali Ramadhan tak pulang ke tanah kelahirannya memuncak, pengantar kurma itu kami tahan beramai-ramai.

 “Tuan Muda siapa? Siapa yang menyuruh mengantarkan kurma tiga buah per kepala ke tempat kami?”Tanya kami beramai-ramai, menjelang bedug berbuka. Mula-mula ia menarik napas. Kemudian menunduk. Lalu mengangkat wajah. Tersenyum.

“Saya Zamzami. Anak  angkat Pak Ayub”

“Pak Ayub? Dimana beliau sekarang?”

“Telah mendahului dua tahun lalu!”

 “Maksud tuan muda, meninggal?”

“Tuhan berkata begitu!”

Diam sejenak.

Zamzani melanjutkan,”Pak Ayub berpesan ke saya, agar setiap Ramadhan, paling tidak sekali, untuk membagi-bagikan kurma ke dusun ini. Kata Pak Ayub, kurma ini enak karena diberikan dengan tulus, Sebab Tuhan pun memberikan rezeki untuk mendapatkan kurma ini dengan tulus…”

Tak ada lagi suara. Kami larut. Tiba-tiba, rasanya, pohon kurma tumbuh di depan mata kami. Pak Ayub duduk tersenyum di bawahnya berpakaian serba putih. Dilangit terlihat seperti cahaya kilau kemilau, bagai ada isyarat malaikat-malaikat turun membawa berkah untuk manusia yang betul-betul manusia. Saat itu kami merasakan ada sesuatu yang indah, pemberian tulus sampai tumbuh dan sejuk ke dasar hati.


Jawablah pertanyaan di bawah ini!
Tentukan tema, latar, dan penokohan berdasarkan kutipan cerpen di atas. Sertakan bukti atau data pendukung jawabanmu!


Contoh Jawaban:
1. Tema
Tema kutipan cerpen “Tiga Butir Kurma per Kepala” yaitu kesetiakawanan sosial yang dibuktikan dengan pemberian kurma kepada masyarakat sekitar/tetangga.

Bukti:
a. Pak Ayub merupakan perantau yang sukse. Ia pun selalu memberi kurma kepada tetangga-tetangga di kampungnya.
b. Di setiap bulan suci Ramadhan, biasanya Pak Ayub tiba-tiba muncul. Ia mendatangi setiap rumah dengan sepeda tuanya. Setiap rumah, ia beri kurma.

2. Latar
a. Latar tempat
Latar tempat peristiwa di suatu kampung.
Bukti:
1) Dan di saat puasa berjalan dua puluh hari, seseorang tak dikenal mendatangi rumah-rumah warga kampung.
2) “Pak Ayub? Kok bukan Pak Ayub? Apakah ini jelmaan pemilik kurma, yaitu Allah?” begitu gumam kami di kampong seraya mengenang tutur kata yang pernah terlontar dari mulut Pak Ayub.
b. Latar waktu
Latar waktu dijelaskan beberapa bagian yaitu sore hari, pagi dan bulan Ramadhan. Pada bulan suci Ramadhan merupakan penunjuk waktu yang paling menonjol.
Bukti:
Tak lama bedug berbuka puasa berdentam. Kami terbayang kurma dari Allah, begitu tutur Pak Ayub dulu tentang keikhlasannya, yang tadi sore diantara Zamzani.
c. Latar Sosial
Latar sosial menjelaskan keadaan suatu kampung dan kebiasaan pada bulan suci Ramadhan. Beragam kutipan tersebut terdapat beragam suasana yang tercipta.
1) Suasana bahagia
Sementara perantau yang dulu pulang bawa dan nyumbang macam-macam untuk surau, masjid, jalan, tugu, dan balai pemuda, kini bertambah banyak. Bingkisan Ramadhan dan  lebaran pun  silih berganti diterima warga kampung.
2) Suasana haru
“Pak Ayub? Dimana beliau sekarang?”

“Telah mendahului dua tahun lalu!”

 “Maksud tuan muda, meninggal?”

“Tuhan berkata begitu!”

3. Penokohan
Tokoh memiliki sifat yang mendukung cerita. Berikut tokoh dan penokohan yang mendukung kutipan cerita.
a. Pak Ayub
Fisik: kurus, jangkung. Ia selalu berkata lunak
Fsikis: baik
bukti
1) Pak Ayub, tubuhnya kurus jangkung, dan selalu mengenakan baju guntin cina.
2) Pak Ayub selalu berkata lunak, “Itu kurma dari Allah.”

b. Zamzani
Fisik: muda, wajah bersih, dagu berjanggut, berkumis tipis.
Fsikis: baik, amanah.
Bukti
1) Ia berpeci, dagunya berjanggut, kumisnya tipis, masih muda, membagikan kurma sebagaimana Pak Ayub.
2) Pak Ayub berpesan ke saya, agar setiap Ramadhan, paling tidak sekali, untuk membagi-bagian kurma ke dusun ini.

c. Warga: Suka berprasangka
Bukti
1) Kadang, ada-ada saja pikiran buruk melintas di benak kami.
2) Banyak kalimat jangan-jangan melintas di benar orang kampung.



Sumber: Buku PG Bahasa Indonesia kelas 9

Kamis, 27 Oktober 2016

Contoh Soal Menentukan Watak Tokoh dalam Kutipan Cerpen

Contoh Soal Menentukan Watak Tokoh dalam Kutipan Cerpen
Lihat juga: Kumpulan Soal Pilihan Ganda Bahasa Indonesia Kelas 9

Pilihlah jawaban yang tepat!
1. Bacalah kutipan cerpen berikut!
Nyonya notaris sudah kesal menunggu Salamah di dekat mobilnya.
“Lama sekali kau! Kami kesal menunggumu, Bik!” hardik nyonya itu.
“Maaf, Nya,” jawab Salamah dengan tersengal-sengal. Peluhnya bercucuran membasahi badan. Alangkah beratnya terigu ini. Terigu yang nanti akan diolah oleh ibu notaris itu jadi kue-kue lezat. Salamah yang menggendong terigunya, dengan tersengal-sengal nafasnya, tak akan ikut menikmatinya.
“Ayuh. Taruh di bagasi belakang. seperti keong jalanmu. Kau malas begitu tak usahlah kau bekerja. Pekerjaan apaan. Aku bisa pilih yang muda-muda.”

Watak tokoh nyonya notaris pada kutipan cerpen di atas adalah ...
A. lemah lembut
B. keras
C. penyabar
D. baik hati

2. Bacalah penggalan cerpen berikut!
Alangkah pedih hati Salamah. Marni sebenarnya ingin meminta sesuatu kepadanya. Tapi takut. Takut mengundang amarahnya. Tapi tidak sayangku, bisik Salamah dalam hati. Kau terlalu baik anakku. Kau tidak melawan jika aku tidak memberimu uang....  Kau tidak minta apa-apa karena kau tahu betul betapa ibumu ini melarat. Melarat sekali. Kau tidak pernah merengek minta dibelikan mainan. Anakku, ini yang membuat aku begitu terenyuh kepadamu. Kau begitu tabah menghadapi hidup kita yang sengsara ini, Marni...

Watak tokoh Marni pada penggelan cerpen di atas adalah ...
A. sabar dan tabah
B. setia dan taat
C. taat penuh perhatian
D. baik dan mulia

3. Bacalah kutipan cerpen berikut!
Lalu dengan keberanian yang luar biasa, ditanyakannya berapa harga sandal jepit bekas itu.
“Dua ratus rupiah,” jawab tukang loak dengan acuh tak acuh.
Hatinya semakin teriris. Sedangkan Marni memandang sandal itu dengan mata berkilat-kilat. Alangkah sedihnya hati Salamah.
“Seratus rupiah, Bang,” tawarnya.
Tukang loak itu tak menjawab, cuma menggelengkan kepalanya. Congkaknya orang itu. Salamah tak segera beranjak dari tempatnya.

Watak tokoh tukang loak berdasarkan kutipan cerpen di atas adalah ...
A. acuh tak acuh
B. peduli
C. perhatian
D. penuh iba

4. Bacalah kutipan cerpen berikut!
Salamah tak kuasa membendung tangisnya. Ia pelan-pelan bangkit, lalu merebahkan badannya ke tikar. Ya Allah, biarkan aku menangis. Biarkan aku mati asalkan Marni, si anak manis itu mendapatkan RahmatMu ya Tuhan...

Watak tokoh Salamah pada kutipan cerpen di atas adalah ...
A. suka menangis
B. rela berkorban
C. pasrah
D. cengeng

5. Bacalah kutipan cerpen berikut!
“Nadia...Nadia!!” Hampir lima menit Nina memanggil-manggil nama Nadia, tapi tak ada sahutan sama sekali. Nina semakin penasaran dibuatnya.

Dengan langkah layu. Nina pun kembali melaju di atas sepedanya yang berwarna kuning tersebut. Sekilas tampak Nina menghapus cairan bening yang menetes di sela-sela matanya. Hanya dalam hitungan menit, Nina pun terlihat dengan senyum cerianya lagi.

Berdasarkan kutipan cerpen di atas, Nina memiliki sifat
A. cepat marah
B. cepat mengeluh
C. mudah ceria
D. cepat putus asa


Jawaban: 1) B, 2) A, 3) A, 4) B, 5) C
Lihat juga:
Soal Tentang Cara Pengarang Menggambarkan Watak Tokoh


Senin, 24 Oktober 2016

Contoh Soal Menentukan Latar pada Kutipan Cerpen Beserta Kunci Jawaban

Latar dalam cerpen merupakan segala sesuatu yang berkaitan dengan tempat, waktu, dan suasana dalam cerpen.

Berikut ini adalah contoh soal menentukan latar pada kutipan cerpen
Lihat juga contoh soal lainnya padaKumpulan Soal Pilihan Ganda Bahasa Indonesia Kelas 9

1. Perhatikan penggalan cerpen berikut!
“Emak, berapa lama lagi bedug maghrib berbunyi?” tanya Marni sambil mendekat padanya dan kemudian duduk menyandarkan kepalanya di punggung Salamah. Angin sore itu bertiup kencang, menghempas-hempas rumbia gubuknya di bawah jembatan.

“Sebentar Nak, sebentar lagi. Lihat, langit sudah mulai memerah. Itu pertanda matahai mau tenggelam dan maghrib tiba. Kau sudah mulai lapar?”

Latar pada penggalan cerpen tersebut adalah ...
A. Siang hari di jembatan
B. Pagi hari di bawah jembatan
C. Sore hari pada gubuk di bawah jembatan
D. Magrib di bawah jembatan

2. Bacalah kutipan cerpen berikut!
Ia cuma berdiri terpaku di depan tukang loak itu. Dilihatnya di keranjang tukang loak itu sepasang sandal jepit kecil yang sudah bekas pula. Nampaknya hanya ini yang bisa dibelinya.
Lalu dengan keberanian yang luar biasa, ditanyakannya berapa harga sandal jepit bekas itu.

“Dua ratus rupiah,” jawab tukang loak dengan acuh tak acuh.

Latar tempat pada kutipan cerpen di atas adalah ....
A. di toko
B. di Kios
C. di pasar
D. di swalayan

3. Bacalah kutipan cerpen di bawah ini!
O, alangkah girangnya Marni mendapatkan sandal baru untuk berlebaran. Sandal kecil bekas pakai. Barang itu lalu dibungkus dan diserahkan kepada Marni. Lihatlah betapa gembiranya gadis cilik itu. dipeluknya bungkusan dengan erat, seakan takut barang itu lepas daripadanya.
Diciumnya dan ditimang-timangnya. Senandung kecil terdengar dari mulutnya yang mungil.....

Latar suasana yang tergambar pada kutipan cerpen di atas adalah
A. duka cita
B. riang gembira
C. Sedih
D. Pilu

4. Bacalah kutipan cerpen berikut!
Ekspresi Nina pun begitu aneh. Ia seperti ketakutan. Nina benar-benar takut kalau ia akan gagal di ujiannya dua hari kemarin. Dapat nilai C untuk yang kedua kalinya, pasti akan lebih memalukan dari pada sebuah peristiwa memalukan yang menimpanya tiga hari silam.

Dengan tertunduk malu, Nina pun malu ke depan. Ia hanya bisa menundukkan mata sambil terus berzikir, “Jangan C lagi, please...jangan C lagi.”

Suasana yang tergambar pada kutipan cerpen tersebut adalah ....
A. gembira
B. gugup
C. tegang
D. sedih

5. Bacalah kutipan cerpen berikut!
Nina pun segera keluar kelas. Tangga demi tangga ia telusuri, hinga akhirnya ia sampai di ruang parkir. Sesampainya di tempat itu, Nina benar-benar kaget karena sepedanya tidak ada.

“Aduuuh, sepedaku mana?”

Latar tempat kutipan cerpen tersebut adalah ....
A. di ruang kelas
B. di kantin Sekolah
C. di tempat parkir
D. di halaman sekolah


Kunci jawaban: 1) C, 2) C, 3) B, 4) C, 5) C
Lihat juga: Contoh Soal Menentukan Watak Tokoh dalam Kutipan Cerpen

Contoh Soal tentang Surat Dinas Berbentuk Essay dan Jawabannya

Berikut ini contoh soal tentang surat dinas atau surat resmi yang berbentuk Essay.
Lihat juga: Contoh Soal Surat Dinas Pilihan Ganda


Jawablah pertanyaan di bawah ini!
1. Tulislah surat yang berisi permohonan izin penggunaan aula sekolah untuk memperingati hari Pendidikan Nasional


Contoh Jawaban:

Pemerintah Kabupaten Lombok Timur
Dinas Pendidikan dan Kebudayaan 
SMPN 1 Suralaga
Jalan Dasan Tumbu-Geres Lombok Timur
-------------------------------------------------------------------------------

25 April 2016
Nomor : 033/SMPN/IV/2016
Lampiran         : 1 bendel
Perihal : Permohanan izin

Yth. Kepala SMPN 2 Suralaga
di tempat

Dengan hormat,
Dalam rangka memperingati hari Pendidikan Nasional, kami akan mengadakan lomba teater tingkat SMP/MTs se-Kecamatan Suralaga. Kegiatan tersebut akan dilaksanakan pada
hari          : Senin-Sabtu,
tanggal : 3 s.d 8 Mei 2016,
waktu : 13.00-15.00 WITA,
tempat : aula SMPN 2 Suralaga

Sehubungan dengan kegiatan tersebut, kami mengajukan permohonan izin untuk menggunakan aula demi kelancaran acara.

Atas perhatian dan izin Bapak, kami ucapkan terima kasih.


Hormat kami,
Ketua panitia


...............................


Mengetahui,
Kepala Sekolah


...............................


Kamis, 20 Oktober 2016

Kumpulan Soal Menyunting Karangan, Kunci Jawaban, dan Pembahasannya

Berikut ini adalah kumpulan soal menyunting karangan, yang dilengkapi dengan kunci jawaban dan pembahasannya. Lihat juga; Kumpulan Soal Pilihan Ganda Bahasa Indonesia Kelas 9

1. Perhatikan kalimat berikut!
Kahar suka makan di Warung Padang, sedangkan Zainul lebih suka di Warung Tegal.

Perbaikan penggunaan huruf kapital yang tepat adalah ...
A. Kahar suka makan di warung Padang, sedangkan Zainul lebih suka di warung Tegal.
B. Kahar suka makan di Warung padang, sedangkan Zainul lebih suka di Warung tegal.
C. Kahar suka makan di warung padang, sedangkan Zainul lebih suka di warung tegal.
D. Kahar suka makan di warung Padang, sedangkan Zainul lebih suka di Warung Tegal.

2. Perhatikan kalimat berikut!
Minuman hangat yang tersedia ialah teh kopi dan susu.

Penulisan tanda baca yang tepat adalah ...
A. Minuman hangat yang tersedia, ialah teh, kopi, dan susu.
B. Minuman hangat yang tersedia ialah teh, kopi dan susu.
C. Minuman hangat yang tersedia ialah: teh, kopi, dan susu.
D. Minuman hangat yang tersedia ialah teh, kopi, dan susu.

3. Perhatikan kalimat di bawah ini!
Anak Pak Abduh dua orang yaitu Faeyza dan Ragil.
Penulisan tanda baca yang tepat adalah ...
A. Anak Pak Abduh dua orang yaitu Faeyza, dan Ragil.
B. Anak Pak Abduh dua orang yaitu: Faeyza dan Ragil.
C. Anak Pak Abduh dua orang yaitu; Faeyza dan Ragil.
D. Anak Pak Abduh dua orang, yaitu Faeyza dan Ragil.

4. Kalimat yang efektif di bawah ini ialah ...
A. Beberapa rumah-rumah kumuh di desa Tumbuhmulia akan direnovasi oleh pemerintah.
B. Banyak rumah-rumah kumuh di desa Tumbuhmulia akan direnovasi oleh pemerintah.
C. Beberapa rumah kumuh di desa Tumbuhmulia akan direnovasi oleh pemerintah.
D. Banyak beberapa rumah kumuh di desa Tumbuhmulia akan direnovasi oleh pemerintah.

5. Kalimat yang tepat di bawah ini yaitu ....
A. Para guru sedang rapat hari ini.
B. Para guru-guru sedang rapat hari ini.
C. Para bapak-bapak dan ibu-ibu guru sedang rapat hari ini.
D. Para semua guru sedang rapat hari ini.



Jawaban: C, D, D, C, A

Pembahasan
1. Dalam buku Pedoman Umum Ejaan Bahasa Indonesia yang disempurnakan berbunyi: Huruf pertama nama geografis yang dipakai sebagai nama jenis ditulis dengan huruf kecil. Kata warung tegal dan warung padang pada contoh kalimat di atas merupakan nama jenis sehingga penulisanya menggunakan huruf kecil. Jadi jawaban yang benar untuk soal nomor 1 adalah C.

Contoh nama jenis yang lainnya yang harus memakai huruf kecil seperti frase brem bali, garam inggris, gudeg yogya, gula jawa, kacang bogor, masakan cina, masakan padang, pempek palembang, pisang ambon, pelecing lombok, ayam taliwang, dll.

2. Sesudah kata ialah/adalah tidak diperlukan tanda baca titik dua (:), tetapi langsung diikuti kata-kata atau bagian kalimat selanjutnya. Jawaban yang betul untuk nomor 2 adalah D.

3. Sama seperti soal nomor 2. Seseudah kata yaitu tidak diperlukan tanda titik dua (:) melainkan diikuti kata atau bagian kalimat selanjutnya. Selanjutnya, sebelum penghubung dan tidak diperlukan tanda koma (,), kecuali bila pemeriannya terdiri atas tiga bagian atau lebih. Misalnya: Anak Pak Abduh tiga  orang, yaitu Faeyza, Mawar,  dan Ragil. Jadi jawaban yang benar untuk soal nomor tiga adalah D.

4. Kata beberapa berarti banyak, kata rumah-rumah juga maksudnya banyak. Jadi, salah satu kata tersebut perlu dihilangan agar tidak terjadi pemborosan bahasa.

Beberapa rumah-rumah kumuh..., Banyak rumah-rumah kumuh ...., Banyak beberapa rumah kumuh ....

Jadi kalimat yang tepat yakni: Beberapa rumah kumuh di desa Tumbuhmulia akan direnovasi oleh pemerintah.

5. Kasusnya sama dengan soal nomor 4, kata para berarti jamak, kata guru-guru juga bermakna jamak, jadi salah satunya perlu dihilangkan ....

Senin, 17 Oktober 2016

Cara Menggunakan Huruf Kapital dalam Bahasa Indenesia

Pengertian Huruf Kapital
Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI) versi daring terdapat pengertian huruf, yakni tanda aksara dalam tata tulis yang merupakan anggota abjad yang melambangkan bunyi bahasa; aksara

Sedangkan kapital adalah huruf yang berukuran dan berbentuk khusus (lebih besar daripada huruf biasa), biasanya digunakan sebagai huruf pertama dari kata pertama dalam kalimat, huruf pertama nama diri dan sebagainya, seperti A, B, H; huruf besar;

Jadi, dapat disimpulkan huruf kapital ialah tanda aksara dalam tata tulis yang berukuran dan berbentuk khusus (lebih besar daripada huruf biasa), atau yang biasa disebut dengan huruf besar.

Cara Menggunakan Huruf Kapital dalam Bahasa Indenesia
1. Huruf kapital dipakai sebagai huruf pertama awal kalimat.
Misalnya:
Apa maksudnya?
Dia membaca buku.
Kita harus bekerja keras.
Pekerjaan itu akan selesai dalam satu jam.

2. Huruf kapital dipakai sebagai huruf pertama unsur nama orang, termasuk julukan.
Misalnya:
Amir Hamzah
Dewi Sartika
Halim Perdanakusumah
Wage Rudolf Supratman
Jenderal Kancil
Dewa Pedang
Alessandro Volta
André-Marie Ampère
Mujair
Rudolf Diesel
Pedoman Umum Ejaan Bahasa Indonesia

Catatan:
(1) Huruf kapital tidak dipakai sebagai huruf pertama nama orang yang merupakan nama jenis atau
satuan ukuran.
Misalnya:
ikan mujair
mesin diesel
5 ampere
10 volt

(2) Huruf kapital tidak dipakai untuk menuliskan huruf pertama kata yang bermakna ‘anak dari’, seperti bin, binti, boru, dan van, atau huruf pertama kata tugas.
Misalnya:
Abdul Rahman bin Zaini
Siti Fatimah binti Salim
Indani boru Sitanggang
Charles Adriaan van Ophuijsen
Ayam Jantan dari Timur
Mutiara dari Selatan

3. Huruf kapital dipakai pada awal kalimat dalam petikan langsung.
Misalnya:
Adik bertanya, “Kapan kita pulang?”
Orang itu menasihati anaknya, “Berhati-hatilah, Nak!”
“Mereka berhasil meraih medali emas,” katanya.
“Besok pagi,” kata dia, “mereka akan berangkat.”

4. Huruf kapital dipakai sebagai huruf pertama setiap kata nama agama, kitab suci, dan Tuhan, termasuk sebutan dan kata ganti untuk Tuhan.
Misalnya:
Islam Alquran
Kristen Alkitab
Hindu Weda
Allah
Tuhan
Allah akan menunjukkan jalan kepada hamba-Nya.
Ya, Tuhan, bimbinglah hamba-Mu ke jalan yang Engkau beri rahmat.

5. a. Huruf kapital dipakai sebagai huruf pertama unsur nama gelar kehormatan, keturunan, keagamaan, atau akademik yang diikuti nama orang, termasuk gelar akademik yang mengikuti nama orang.
Misalnya:
Sultan Hasanuddin
Mahaputra Yamin
Haji Agus Salim
Imam Hambali
Nabi Ibrahim
Raden Ajeng Kartini
Doktor Mohammad Hatta
Agung Permana, Sarjana Hukum
Irwansyah, Magister Humaniora

b. Huruf kapital dipakai sebagai huruf pertama unsur nama gelar kehormatan, keturunan, keagamaan, profesi, serta nama jabatan dan kepangkatan yang dipakai sebagai sapaan.
Misalnya:
Selamat datang, Yang Mulia.
Semoga berbahagia, Sultan.
Terima kasih, Kiai.
Selamat pagi, Dokter.
Silakan duduk, Prof.
Mohon izin, Jenderal.

6. Huruf kapital dipakai sebagai huruf pertama unsur nama jabatan dan pangkat yang diikuti nama orang atau yang dipakai sebagai pengganti nama orang tertentu, nama instansi, atau nama tempat.
Misalnya:
Wakil Presiden Adam Malik
Perdana Menteri Nehru
Profesor Supomo
Laksamana Muda Udara Husein Sastranegara
Proklamator Republik Indonesia (Soekarno-Hatta)
Sekretaris Jenderal Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan
Gubernur Papua Barat

7. Huruf kapital dipakai sebagai huruf pertama nama bangsa, suku bangsa, dan bahasa.
Misalnya:
bangsa Indonesia
suku Dani
bahasa Bali

Catatan:
Nama bangsa, suku bangsa, dan bahasa yang dipakai sebagai bentuk dasar kata turunan tidak ditulis dengan huruf awal kapital.
Misalnya:
pengindonesiaan kata asing
keinggris-inggrisan
kejawa-jawaan

8. a. Huruf kapital dipakai sebagai huruf pertama nama tahun, bulan, hari, dan hari besar atau hari raya.
Misalnya:
tahun Hijriah tarikh Masehi
bulan Agustus bulan Maulid
hari Jumat hari Galungan
hari Lebaran hari Natal

b. Huruf kapital dipakai sebagai huruf pertama unsur nama peristiwa sejarah.
Misalnya:
Konferensi Asia Afrika
Perang Dunia II
Proklamasi Kemerdekaan Indonesia

Catatan:
Huruf pertama peristiwa sejarah yang tidak dipakai sebagai nama tidak ditulis dengan huruf kapital.
Misalnya:
Soekarno dan Hatta memproklamasikan kemerdekaan bangsa Indonesia.
Perlombaan senjata membawa risiko pecahnya perang dunia.

9. Huruf kapital dipakai sebagai huruf pertama nama geografi.
Misalnya:
Jakarta Asia Tenggara
Pulau Miangas Amerika Serikat
Bukit Barisan Jawa Barat
Dataran Tinggi Dieng Danau Toba
Jalan Sulawesi Gunung Semeru
Ngarai Sianok Jazirah Arab
Selat Lombok Lembah Baliem
Sungai Musi Pegunungan Himalaya
Teluk Benggala Tanjung Harapan
Terusan Suez Kecamatan Cicadas
Gang Kelinci Kelurahan Rawamangun

Catatan:
(1) Huruf pertama nama geografi yang bukan nama diri tidak ditulis dengan huruf kapital.
Misalnya:
berlayar ke teluk
mandi di sungai
menyeberangi selat
berenang di danau

(2) Huruf pertama nama diri geografi yang dipakai sebagai nama jenis tidak ditulis dengan huruf kapital.
Misalnya:
jeruk bali (Citrus maxima)
kacang bogor (Voandzeia subterranea)
nangka belanda (Anona muricata)
petai cina (Leucaena glauca)

Nama yang disertai nama geografi dan merupakan nama jenis dapat dikontraskan atau disejajarkan dengan nama jenis lain dalam kelompoknya.
Misalnya:
Kita mengenal berbagai macam gula, seperti gula jawa, gula pasir, gula tebu, gula aren, dan gula
anggur.
Kunci inggris, kunci tolak, dan kunci ring mempunyai fungsi yang berbeda.

Contoh berikut bukan nama jenis.
Dia mengoleksi batik Cirebon, batik Pekalongan, batik Solo, batik Yogyakarta, dan batik Madura.
Selain film Hongkong, juga akan diputar film India, film Korea, dan film Jepang.
Murid-murid sekolah dasar itu menampilkan tarian Sumatra Selatan, tarian Kalimantan Timur, dan
tarian Sulawesi Selatan.

10. Huruf kapital dipakai sebagai huruf pertama semua kata (termasuk semua unsur bentuk ulang sempurna) dalam nama negara, lembaga, badan, organisasi, atau dokumen, kecuali kata tugas, seperti di, ke, dari, dan, yang, dan untuk.
Misalnya:
Republik Indonesia
Majelis Permusyawaratan Rakyat Republik Indonesia
Ikatan Ahli Kesehatan Masyarakat Indonesia
Peraturan Presiden Republik Indonesia Nomor 16 Tahun 2010 tentang Penggunaan Bahasa Indonesia dalam Pidato Presiden dan/atau Wakil Presiden serta Pejabat Lainnya
Perserikatan Bangsa-Bangsa
Kitab Undang-Undang Hukum Pidana

11. Huruf kapital dipakai sebagai huruf pertama setiap kata (termasuk unsur kata ulang sempurna) di dalam judul buku, karangan, artikel, dan makalah serta nama majalah dan surat kabar, kecuali kata tugas, seperti di, ke, dari, dan, yang, dan untuk, yang tidak terletak pada posisi awal.
Misalnya:
Saya telah membaca buku Dari Ave Maria ke Jalan Lain ke Roma.
Tulisan itu dimuat dalam majalah Bahasa dan Sastra.
Dia agen surat kabar Sinar Pembangunan.
Ia menyajikan makalah “Penerapan Asas-Asas Hukum Perdata”.

12. Huruf kapital dipakai sebagai huruf pertama unsur singkatan nama gelar, pangkat, atau sapaan.
Misalnya:
S.H.         sarjana hukum
S.K.M.    sarjana kesehatan masyarakat
S.S.         sarjana sastra
M.A.       master of arts
M.Hum.  magister humaniora
M.Si.      magister sains
K.H.       kiai haji
Hj.          hajah
Mgr.       monseigneur
Pdt.        pendeta
Dg.        daeng
Dt.         datuk
R.A.      raden ayu
St.         sutan
Tb.        tubagus
Dr.        doktor
Prof.      profesor
Tn.        tuan
Ny.        nyonya
Sdr.       saudara

13. Huruf kapital dipakai sebagai huruf pertama kata penunjuk hubungan kekerabatan, seperti bapak, ibu, kakak, adik, dan paman, serta kata atau ungkapan lain yang dipakai dalam penyapaan atau pengacuan.
Misalnya:
“Kapan Bapak berangkat?” tanya Hasan.
Dendi bertanya, “Itu apa, Bu?”
“Silakan duduk, Dik!” kata orang itu.
Surat Saudara telah kami terima dengan baik.
“Hai, Kutu Buku, sedang membaca apa?”
“Bu, saya sudah melaporkan hal ini kepada Bapak.”

Catatan:
(1) Istilah kekerabatan berikut bukan merupakan pe nyapaan atau pengacuan.
Misalnya:
Kita harus menghormati bapak dan ibu kita.
Semua kakak dan adik saya sudah berkeluarga.

(2) Kata ganti Anda ditulis dengan huruf awal kapital.
Misalnya:
Sudahkah Anda tahu?
Siapa nama Anda?

Sumber:
Pedoman Umum Ejaan Bahasa Indonesia Edisi Keempat Tahun 2016
oleh: Badan Pengembangan dan Pembinaan Bahasa Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan. 

Rabu, 12 Oktober 2016

Membuat Sinopsis Novel Remaja

Sinopsis adalah  ikhtisar karangan yang biasanya diterbitkan bersama-sama dengan karangan asli yang menjadi dasar sinopsis itu; ringkasan; abstraksi. (KBBI)

Sebelum membuat sinopsis, kita harus menenukan kerangka novel terlebih dahulu. kerangkaa novel dapat diketahui melalui dua cara, yaitu:

Pertama, dengan cara menganalisis per bab dalalan novel. Sebuah novel kadang-kadang dibagi atas bab. Penulisan dalam bab dapat berupa angka romawi, angka arab, atau judul bab.

Kedua, dengan cara menganalisis novel berdasakan alur atau plot. Ada pun tahapan alur atau plot di antaranya tahap penyituasian, tahap pemunculan konflik, tahap peningkatan konflik, tahap klimaks, dan tahap penyelesaian.

Beberapa langkah dalam membuat sinopsis novel.
Ada pun beberapa langkah dalam membuat sinopsis novel yaitu:
1. Membaca dan memahami alur atau rangkaian kejadian dalam novel.
2. Memahami tokoh dan perwatakannya.
3. Menentukan gagasan-gagasan pokok cerita.
4. Merangkai gagasan-gagasan pokok cerita menjadi sebuah sinopsis.

Hal-hal yang perlu diperhatikan dalam menyususn sinopsis.
1. Untuk menyusun sinopsis, perlu dilakukan langkah-langkah sebagai berikut.
    a. Membaca novel.
    b. Menemukan hal-hal penting.
    c. Menentukan tokoh utama dan tokoh pembantu dalam novel.
    d. Mencatat peristiwa yang dialami tokoh.
    e. Mencatat rentetan peristiwa yang dialami tokoh.
    f. Menemukan tema yang mendasari cerita novel.
    g. Menentukan pesan yang ingin disampaikan pengarang.
2. Mengatur hal-hal penting yang telah ditemukan menjadi sinopsis cerita.
3. Menyunting sinopsis.

Senin, 10 Oktober 2016

Tugas Pembawa Acara dan Contoh Kalimat Pembawa Acara yang Benar

Berbagai keperluan seperti rapat, seminar, pertunjukan, serta kegiatan seremonial perlu dipandu pembawa acara atau master of caremony (MC). Tugas pembawa acara sebagai berikut.
  1. Mengawali pertemuan dengan sapaan, salam, ucapan syukur, dan ucapan terima kasih atas kehadiran berbagai pihak.
  2. Menyampaikan maksud/tujuan pertemuan/penyelenggaraan acara.
  3. Menyampaikan susunan acara.
  4. Memandu acara demi acara.
  5. Menutup pertemuan dengan kata-kata penutup, ucapan terima kasih, permohonan maaf,  dan salam penutup.

Contoh kalimat pembawa acara yang bersifat resmi.
  1. Yang terhormat Bapak/Ibu ... (dari yang tinggi ke rendah) dan hadirin yang berbahagia, assalamualaikum warahmatullahi wabarakatuh .... Pertama-tama marilah kita panjatkan syukur ke hadirat Tuhan Yang Maha Esa atas limpahan rahmat-Nya sehingga kita dapat menhadiri ... Tidak lupa kami mengucapkan terima kasih atas kehadiran Bapak/Ibu ....
  2. Susunan acara yang akan kita lalui bersama sebagai berikut ....
  3. Acara pertama yaitu sambutan. Sambutan pertama akan  disampaikan ketua panita Yth. Bapak/Ibu .... kami persilakan. Demikian sambutan dari ... yang pada intinya beliau ..... Hadirin yang saya hormati, kini saatnya kita mendengarkan sambutan  .... sekaligus membuka acara .... Yth. Bapak/Ibu/Saudara ....kami persilakan.
  4. Hadirin yang berbahagia, sekian acara pada malam/siang ini. Atas pertisipasi/perhatian Bapak/Ibu/Saudara para tamu undangan/para pemirsa, kami mengucapkan terima kasih. Selaku pembawa acara saya mohon maaf apabila ada hal yang kurang berkenan bagi Bapak, Ibu, dan Saudara-Saudari. Akhir kata, wassalamualaikum warahmatullahi wabarakatuh.

Kesalahan kalimat yang dilakukan pembawa acara sebagai berikut.
  1. Hadirin sekalian ...
  2. Para Bapak-Bapak, para Ibu-Ibu, dan para hadirin ...
  3. Waktu dan tempat dipersilakan.
  4. Waktu dan tempat kami haturkan.
  5. Kepada Yth. Bapak Darma dipersilakan.
  6. Atas perhatiannya, kami ucapkan banyak-banyak terima kasih.

Kiat-kiat menjadi pembawa acara.
  1. Menguasai bahasa yang sesuai dengan tingkat usia, pendidikan, dan latar belakang pendengar.
  2. Mengetahui acara yang akan dibawakan.
  3. Menguasai gaya dan ekspresi.
  4. Menguasai intonasi dan ritme suara.
  5. Menguasai humor-humor segar untuk mencairkan suasana.
  6. Mengetahui berbagai penetahuan yang luas.

Minggu, 09 Oktober 2016

Contoh Soal Laporan untuk Kelas 8 SMP/MTs

Berikut ini contoh soal tentang materi laporan untuk Kelas 8 SMP/MTs

Laporan berikut untuk soal nomor 1-3.
.............
Melestarikan ekosistem laut memang sudah seharusnya dilakukan di Sulawesi Selatan yang menjadikan kekayaan laut (wisata bahari) sebagai objek wisata andalan. PPLH Puntondo mencoba menjalankan misi itu di Takalar dengan mengembalikan warna semula ‘kumpul’ binatang laut.

Suasana alam yang damai dan terang membuat tempat ini layak dikunjungi. Selain berwisata, pengunjung bisa belajar tentang  ‘biru’-nya lautdan ‘hijau’-nya alam. Ya, itulah Puntondo.

1. Kalimat yang tanggapan yang berupa saran terhadap laporan tersebut adalah ...
A. Melestarikan ekosistem laut merupakan tanggung jawab bersama.
B. Cara melestarikan ekosistem laut dengan menanam pohon bakau di sepanjang pesisir pantai.
C. Sebaiknya, pelestarian ekosistem laut dilakukan secara berkelanjutan.
D. Setiap pengunjung harus menaati tata tertib yang diterapkan oleh pengelola tempat wisata.

2. Kalimat yang mengandung informasi faktual terdapat pada kalimat ...
A. pertama
B. keduan
C. ketiga
D. keempat

3. Simpulan yang tepat untuk laporan tersebut adalah ...
A. Masyarakat Sulawesi Selatan perlu melestarikan ekosistem laut di Puntondo.
B. PPLH Puntondo melestarikan ekosistem laut dengan menanam pohon bakau  di sepanjang pesisir pantai.
C. Puntonto merupakan tempat wisata alam yang layak dikunjungi karena memiliki pemandangan yang indah.
D. Pantai Puntondo memiliki kekayaan laut sehingga dijadikan objek wisata andalan.

Kutipan laporan berikut untuk soal nomor 4-7

Waktu menunjukkan pukul 10.30 ketika aku dan rombongan tiba di Danau Sarangan. Suasana agak ramai karena kebetulan hari itu hari Minggu. Kulihat banyak juga rombongan dari sekolah lain. Memang danau ini sangat indah. Airnya yang biru, udaranya sejuk, dan hutan pinus yang hijau mampu menarik wisatawan untuk selalu datang ke sini.

4. Laporan tersebut merupakan laporan ...
A. pertanggungjawaban
B. perjalanan
C. keadaan
D. kuangan

5. Tanggapan yang berupa pertanyaan yang sesuai dengan isi laporan tersebut adalah ...
A. Mengapa Danau Sarangan ramai?
B. Di mana letak Danau Sarangan?
C. Mengapa air danau tampak biru?
D. Bagaimana danau itu selalu bersih?

6. Penggalan laporan tersebut disusun berdasarkan ...
A. urutan waktu
B. urutan tempat
C. urutan kejadian
D. urutan topik

7. Laporan tersebut membahas ...
A. letak Danau Sarangan
B. keadaan Danau Sarangan
C. situasi di Danau Sarangan
D. keindahan Danau Sarangan.


KUNCI.
1) C, 2) C, 3) B, 4) B, 5) A, 6) A, 7) B
Sumber: Buku PG Bahasa Indonesia Kelas 8 SMP/MTs

Jumat, 07 Oktober 2016

Kumpulan Soal Tentang Menentukan Persamaan Isi Berita - Terbaru

Berikut ini adalah kumpulan soal tentang menentukan persamaan isi berita. Kutipan berita disesuaikan dengan berita-berita terhangat baik dari media lokal maupun nasional. Soal-soal serupa dapat dilihat pada : Contoh Soal Menentukan Persamaan Informasi Teks (Berita)

Lihat juga: Kumpulan Soal Menentukan Perbedaan Penyajian Dua Teks Berita (Terbaru)

1. Bacalah kedua teks berita berikut!
Teks berita I
Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) terus menggenjot penyelesaian pembangunan dan perbaikan Jalan Nasional dan Jalan Tol Trans Jawa. Salah satunya yang berada di kawasan utara pulau Jawa. Menteri PUPR Basuki Hadimuldjono menjelaskan, tak hanya di sisi utara Jawa, untuk pemerataan pengembangan ekonomi dan wilayah, di selatan Jawa pun saat ini menjadi perhatian Kementerian PUPR.

Teks berita II
Presiden Joko Widodo (Jokowi) menjanjikan pembangunan jalan tol Serang-Panimbang segera dilakukan groundbreaking atau peletakan batu pertama dalam sebuah proyek. "Secepat-cepatnya, karena sudah penetapan lokasi (jalur). Habis itu pembebasan lahan dan pembangunan," kata Presiden Jokowi, di Serang, Banten, Senin (12/09/2016).

(Sumber: bisnis.liputan6.com)

Persamaan informasi dari kedua teks berita tersebut adalah ....
A. Pembangunan jalan tol Serang
B. Pembebasan lahan
C. Pembangunan jalan tol
D. Peletakan batu pertama pembangunan jalan


2. Bacalah kedua kutipan berita berikut!
Kutipan berita I
Pengelola jalan tol, PT Jasa Marga Tbk telah menyiapkan strategi untuk mengatasi kemacetan saat libur panjang Idul Adha. Terlebih untuk masyarakat Jakarta yang berbondong-bondong ke luar kota untuk berlibur. AVP Corporate Communication Jasa Marga Dwimawan Heru mengatakan, untuk mengatasi kepadatan kendaraan, Jasa Marga akan fokus pada pintu dan lajur tol. "Kita tidak hanya fokus di gerbang tol tapi juga di lajur," kata dia kepada Liputan6.com, Jakarta, Minggu (11/9/2016).

Kutipan berita II
Upaya mencegah kemacetan parah saat arus mudik Idul Fitri di pintu keluar tol Brebes Timur, Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) mengambil langkah antisipasi dengan melakukan rekayasa lalu lintas menghadapi libur panjang Idul Adha pada 12 September 2016. Menteri Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) Basuki Hadimuljono‎ mengatakan, akan melakukan rekayasa lalu lintas berupa pemasangan Variable Message Sign (VMS) dan menyiapkan fasilitas putar balik (U-Turn) di dalam tol.

(Sumber: bisnis.liputan6.com)

Persamaan informasi dari kedua kutipan berita tersebut adalah ....
A. Pemasangan Variable Message (VMS)
B. Fokus pada pintu dan lajur tol
C. Upaya pemerintah mengatasi kemacetan lalu lintas
D. Rekayasa lalu lintas


Kunci jawaban: 1) C, 2) C

Kamis, 06 Oktober 2016

Pengertian Wawancara, Unsur-Unsur Wawancara, dan Etika Berwawancara

Pengertian Wawancara
Pengertian wawancara menurut di KBBI (versi daring) yaitu:
  1. Tanya jawab dengan seseorang (pejabat dan sebagainya) yang diperlukan untuk dimintai keterangan atau pendapatnya mengenai suatu hal, untuk dimuat dalam surat kabar, disiarkan melalui radio, atau ditayangkan pada layar televisi; 
  2. Tanya jawab direksi (kepala personalia, kepala humas) perusahaan dengan pelamar pekerjaan; 
  3. Tanya jawab peneliti dengan narasumber;
Sedangkan pengertian berwawancara menurut sumber yang sama, berwawancara adalah mengadakan tanya jawab atau wawancara (seperti wawancara antara wartawan dan pejabat atau antara pejabat dan anggota masyarakat setempat) mengenai hal-hal yang dianggap penting untuk diketahui.

Jadi, dapat disimpulkan wawancara adalah tanya jawab dengan seseorang yang diperlukan untuk dimintai keterangan atau pendapat mengenai suatu hal.

Unsur-Unsur Wawancara
Wawancara memiliki unsur-unsur yang harus dipenuhi. Adapun unsur-unsur tersebut sebagai berikut.
  1. Pewawancara atau orang yang mencari informasi yang berkedudukan sebagai penanya.
  2. Narasumber atau sebagai penjawab pertanyaan atau pemberi informasi. Narasumber yang diwawancarai biasanya merupakan seseorang yang memiliki keterkaitan dengan perihal informasi yang diperlukan. Dalam hal ini, narasumber dapat berupa tokoh, ahli, atau  orang biasa.
  3. Tema atau perihal yang diwawancarakan. Tema sangat berperan dalam kegiatan wawancara. Dalam hal ini, tema menjadi pokok sekaligus pembatasan hal-hal yang dibicarakan.
  4. Waktu atau kesempatan dan tempat.
Hal-Hal yang Dipersiapkan Sebelum Wawancara
Beberapa hal yang dipersiapkan sebelum berwawancara dengan narasumber sebagai berikut.
  1. Penguasaan materi, berkenaan dengan tema dan poin-poin permasalahan penting yang akan ditanyakan.
  2. Mempersiapkan daftar pertanyaan berkenaan dengan informasi yang diperlukan.
  3. Mempersiapkan diri secara mental untuk mengantisipasi hal-hal yang tidak diinginkan, misalnya grogi atau nervous.
  4. Mempersiapkan peralatan yang diperlukan untuk berwawancara, misalnya alat rekam atau alat tulis.
Etika dalam Berwawancara
Adapun sebagai pewawancara, perlu memahami etika berwawancara. Etika berwawancara di antaranya sebagai berikut.
  1. Membuat janji terlebih dahulu dengan narasumber.
  2. Datang tepat waktu.
  3. Mengucapkan salam, memperkenalkan diri, dan berterima kasih atas kesempatan yang diberikan.
  4. Menjelaskan identitas dan maksud wawancara.
  5. Menggunakan bahasa yang santun.
  6. Menyampaikan pertanyaan secara sistematis dan urut.
  7. Fokus pada materi wawancara.
  8. Tidak menyudutkan narasumber dan tidak membuat tersinggung.
  9. Tidak memancing pertanyaan yang menjurus pada fitnah atau mengadu domba.
  10. Bersikap objektif dan simpatik.
  11. Tidak menyela pembicaraan.
  12. Menghindari pertanyaan-pertanyaan yang menjurus pada masalah pribadi.
  13. Setelah wawancara selesai, mengucapkan terima kasih dan memina maaf jika ada kata-kata atau sikap yang kurang berkenan.
Syarat-Syarat Pertanyaan yang Baik dalam Berwawancara
Salah satu persiapan yang dilakukan sebelum berwawacara yaitu membuat daftar pertanyaan. Daftar pertanyaan wawancara yang baik harus memenuhi syarat-syarat sebagai berikut.
  1. Pertanyaan dalam wawancara minimal meliputi 5 W dan 1 H, yaitu who, what, when, where, why, dan how atau dalam bahasa Indonesia siapa, apa, kapan, di mana, mengapa, dan bagaimana.
  2. Pertanyaan yang disusun menggunakan bahasa yang jelas, singkat, baik, sopan, dan tidak menyinggung perasaan orang yang diwawancarai.
  3. Pertanyaan dalam wawancara tidak bermaksud menekan orang yang diwawancarai.
  4. Memperhatikan orang yang akan diwawancarai.
Hal-hal yang Perlu Diketahui Berkenaan dengan Wawancara
  1. Memahami jenis-jenis pertanyaan.
  2. Jangan menjelaskan sesuatu yang tidak ditanyakan.
  3. Hindari meminta off the record.
Jenis-Jenis Pertanyaan dalam Wawancara
1. Pertanyaan tertutup
Pertanyaan tertutup adalah pertanyaan yang hanya membutuhkan jawaban singkat. Dengan  kata lain, pertanyaan yang hanya berkisar pada satu masalah tertentu.
Contoh:
- “Apakah hasil berjualan makanan dapat mencukupi kebutuhan?”
- “Berapa omzet sehari dari menjual makanan?”

b. Pertanyaan terbuka
Pertanyaan terbuka adalah pertanyaan yang membutuhkan jawaban yang lengkap dan mendalam. Pertanyaan terbuka memungkin narasumber untuk mengemukakan ide. Narasumber juga bisa mengemukakan harapan dan perasaan.
Contoh:
- “Mengapa Anda tertarik berjualan makanan?”
- “Mengapa Anda tidak membuka jasa boga saja?”

c. Pertanyaan yang bersiafat menyelidiki
Pertanyaan ini merupakan pertanyaan yang sering diajukan  wartawan dengan maksud menyelidiki apa yang telah dijawab.
Contoh:
- “Bagaimana kiat-kiat khusus sehingga Anda mempunyai pelanggan tetap?”
- “Bagaimana cara Anda mengambil keuntungan?”

d. Pertanyaan yang terpusat pada permasalahan
Pertanyaan ini digunakan untuk mengetahui pendapat narasumber jika menghadapi permasalahan.
Contoh:
- “Jika harga baku makanan naik, apa yang Anda lakukan agar tidak rugi?”
- “Antisipasi seperti apakah yang akan Anda lakukan agar omzet usaha berjualan makanan tetap meningkat?”



Sumber: Buku PG Bahasa Indonesia IX

Rabu, 05 Oktober 2016

Macam-Macam Kata Ganti dalam Bahasa Indonesia

Pengertian Kata Ganti
Kata ganti disebut juga pronomina. Kata ganti atau pronomina yaitu kata ganti yang digunakan untuk menggantikan kata benda atau yang dibendakan.

Macam-Macam Kata Ganti
Kata ganti dalam bahasa Indonesia ada tiga macam.

1. Kata Ganti Orang
Kata ganti orang dipakai untuk menggantikan nama orang atau kata-kata kekerabatan. Misalnya: ibu, ayah, saya, kakak, paman, atau kakek. Kata ganti orang dibedakan menjadi tiga, yaitu kata ganti orang pertama digunakan untuk mengganti diri sendiri, kata ganti orang kedua digunakan untuk mengganti orang yang diajak bicara, dan kata ganti orang ketiga digunakan untuk mengganti orang yang dibicarakan.

Berikut ini adalah bagian-bagian kata ganti orang
a. Kata ganti orang pertama:
  • Kata ganti orang pertama tunggal: saya, aku, ku-, -ku.
  • Kata ganti orang pertama jamak: kami, kita
b. Kata ganti orang kedua:
  • Kata ganti orang kedua tunggal: engkau, kamu, anda, dikau, kau-, -mu.
  • Kata ganti orang kedua jamak: kalian, kamu sekalian, anda.
c. Kata ganti orang ketiga:
  • Kata ganti orang ketiga tunggal: ia, dia, beliau, -nya.
  • Kata ganti orang ketiga jamak: mereka.

2. Kata Ganti Penunjuk
Kata ganti penunjuk dalam bahasa Indonesia seperti berikut.
a. Kata ganti penunjuk umum, yaitu ini dan itu.
  • Kata ganti ini mengganti benda yang dekat dengan pembicara, pada masa yang akan datang, atau pada informasi yang disampaikan. Contoh: Anak ini cerdas sekali.
  • Kata itu mengganti benda yang agak jauh dari pembicara, pada masa lampau, atau pada informasi yang sudah disampaikan. Contoh: Rumah itu kemarin ditawar dengan harga tinggi.
b. Kata ganti penunjuk tempat, yaitu sini, situ, atau sana.
  • Kata sini untuk mengganti tempat yang dekat. Contoh: Di sini aku menunggunya.
  • Kata situ untuk mengganti tempat yang agak jauh. Dalam bahasa lisan tidak baku, kata situ digunakan sebagai kata ganti orang kedua yang sepadan dengan engkau atau kamu. Contoh: Letakkan meja itu di situ saja.
  • Kata sana untuk tempat yang agak jauh. Contoh: pergilah ke sana agar kau dapat bertemu dengannya.
c. Kata ganti penunjuk hal yaitu: begini, dan begitu.
  • Kata begini untuk menunjuk hal yang dekat. Contoh: Begini pasti lebih baik.
  • Kata begitu untuk menunjuk hal yang jauh. Contoh: Dia melakukan hal begitu agar semua orang terkenang padanya.

3. Kata Ganti Penanya
Kata ganti penanya adalah kata yang digunakan sebagai pemarkah atau tanda pertanyaan. Kata penanya tersebut siapa, apa, dan mana.
a. Kata tanya siapa untuk menanyakan orang. Contoh: Siapa yang menjemputmu pulang?
b. Kata tanya apa untuk menanyakan barang. Contoh: Apa yang ingin kamu tanyakan padaku?
c. Kata tanya mana untuk menanyakan pilihan tentang orang atau barang. Contoh: Mana yang ingin kamu pilih?

Referensi:
Buku PG Bahasa Indonesia Kelas 8.

Macam-Macam Surat Dinas dan Penjelasannya

Surat dinas merupakan surat yang dikirim oleh instansi, lembaga, atau organisasi lain,  alias tidak dikirim oleh individu atau perorangan. Misalkan surat-surat dari sekolah, tempat kerja, kantor desa, atau instansi lain.

Lihat: Ciri-Ciri Surat Resmi/Surat Dinas

Ada bermacam-macam surat dinas. Berikut ini di antaranya.

1. Surat permohonan
Surat permohonan biasanya digunakan untuk meminta bantuan kepada sebuah instansi atau perseorangan dengan jabatan yang lebih tinggi.

2. Surat tugas
Surat tugas adalah surat yang dikirimkan kepada satu atau beberapa orang untuk menjalankan tugas tertentu oleh instansi, organisasi, atau perusahaan.

3. Surat perizinan
Surat perizinan adalah surat yang dikirimkan untuk instansi, organisasi, perusahaan, atau perorangan untuk mendapatkan izin.

4. Surat pemberitahuan
Surat pemberitahuan berisi pemberiahuan kepada semua anggota dalam suatu kelompok atau organisasi. Surat pemberitahuan terdiri atas dua jenis surat, yaitu surat pengumuman dan surat edaran. Surat pengumuman berisi informasi tentang sesuatu hal yang perlu diketahui oleh anggota atau warga dari satu unit. Surat edaran berisi pemberitahuan secara tertulis yang diedarkan serta ditujukan kepada berbagai pihak.

5. Surat undangan
Surat undangan dibuat dengan tujuan tertentu untuk mengundang orang lain supaya menghadiri suatu acara.

Demikianlah penjelsan tentang macam-macam surat dinas. Semoga bermanfaat.

Ciri-Ciri Bahasa Petunjuk, dan Cara Menulis Petunjuk

Pengertian Petunjuk
Menulis petunjuk merupakan ketentuan yang memberi arah atau bimbingan proses atau cara sesuatu harus dilakukan.

Petunjuk dapat berupa ketentuan cara menggunakan sesuatu, misalnya menggunakan barang elektronik. Petunjuk juga dapat berupa ketentuan tentang cara membuat sesuatu, misalnya cara membuat tempe. Selain itu, petunjuk dapat juga berupa ketentuan tentang cara mengerjakan sesuatu, misalnya cara mengatasi mabuk perjalanan.

Lihat: Contoh Soal Petunjuk Melakukan Sesuatu Pilihan Ganda

Ciri-ciri Bahasa Petunjuk
Ciri-ciri bahasa petunjuk adalah sebagai berikut.
1. Menggunakan kalimat perintah halus.
Jenis kalimat yang digunakan dalam bahasa petunjuk adalah kalimat perintah tetapi kalimat perintah halus. Salah satu ciri kalimat perintah halus adalah tidak menggunakan tanda seru pada akhir kalimat.
Misalnya:
a. Persiapkan semua bekal dengan rapi.
b. Cek kondisi kendaraan yang akan digunakan untuk berpergian.

2. Menggunakan kata dengan makna lugas.
Kata-kata yang digunakan dalam bahasa petunjuk adalah kata-kata dengan makna lugas, yaitu makna yang tidak dipengaruhi nilai rasa. Bandingkan penggunaan bahasa seperti berikut.
Jelas:
Minum tolak angin yang memiliki rasa ringan.
Kurang jelas:
Minumlah tolak angin dengan ringan.

3. Tidak menimbulkan keraguan
Jika petunjuk itu menyangku ukuran misalnya, jangan sampai menimbulkan keraguan bagi pembaca.

4. Menggunakan kalimat yang singkat, padat, dan jelas.
Jika sebuah kalimat yang pendek mampu mengutarakan sebuah informasi, mengapa harus menggunakan kalimat yang panjang. Namun, jika sebuah kalimat terpaksa harus  disajikan dalam kalimat yang panjang demi kejelasan informasi makan bukan berarti harus dipendekkan juga.

Selain ciri-ciri di atas, bahasa petunjuk juga memiliki ciri-ciri yang lebih khusus, yaitu:
1. Sebuah petunjuk biasanya menggunakan bentuk bahasa perintah yang berupa:
    a. Kata kerja tanpa imbuhan me-,
    b. akhiran -kan
    c. Partikel –lah, dan
    d. Kata larangan, yaitu jangan.

2. Sebuah petunjuk kadang-kadang menggunakan bentuk saran dengan menggunakan kata seperti sebaiknya dan hendaknya.

3. Bahasa yang digunakan harus singkat, jelas, dan runtut.

Cara Menulis Petunjuk
Adapun cara menulis petunjuk yakni sebagai berikut.
  1. Tuliskan petunjuk melakukan sesuatu urut sesuai urutan yang harus dilakukan. Jika perlu, buatlah penomoran.
  2. Tuliskan petunjuk secara rinci dan  detail.
  3. Cantumkan keterangan secara lengkap dan jelas berkaitan dengan hal yang akan dilakukan.
  4. Cantumkan hal-hal yang harus dihindari apabila hal yang akan dilakukan berkaitan dengan sesuatu yang dapat menimbulkan dampak negatif, misalnya pembuatan barang yang menggunakan zat kimia.
  5. Gunakan bahasa yang singkat, jelas, dan komunikatif.
  6. Jika perlu, sertakan ilustrasi pendukung seperti gambar.

Latihan Dasar Bermain Peran

Bermain peran merupakan kegiatan pemeranan tokoh dalam naskah drama. Bermain peran disebut juga bermain drama atau pementasan drama.

Akting atau pemeranan sangat penting dalam bermain peran. Pemeranan tokoh harus dapat menggambarkan watak tokoh yang dibawakan. Oleh sebab itu, sebelum bermain peran, calon pemain peran sebaiknya  malakukan latihan-latihan dasar. Latihan-laihan dasar yang dimaksud sebagai berikut.

1. Kesadaran Indra.
Pemain harus melatih kesadaran indra, yaitu melatih ketajaman indra sehingga pemain dapat memerankan perannya dengan penuh penghayatan. Sebagai contoh untuk melatih ketajaman indra pendengaran, pemain drama harus mendengarkan suara paling lemah di tengah-tengah suara keras. Dalam hal ini calon pemain diminta memejamkan mata dan berkonsentrasi mendengarkan suara lemah itu.

2. Improvisasi
Seorang pemain drama harus dapat berimprovisasi agar tanggap terhadap rangsangan spontanitas yang ada dalam sebuah pementasan drama. Akan tetapi, spontanitas itu harus sesuai dengan tuntutan seluruh sajian pementasan dan dapat dipertanggungjawabkan. Melalui improvisasi, diusahakan tercipta akting yang wajar dan tidak dibuat-buat.

3. Pernapasan
Melalui latihan pernapasan yang teratur, ketegangan dapat dihindari sehingga akting yang wajar dapat dicapai.

4. Suara dan Cakapan
Suara dan cakapan merupakan dua hal pokok yang menentukan suksesnya pementasan. Oleh karena itu, vokal harus menarik dan jelas sehingga dapat menarik dan memikat penonton.

5. Tubuh dan Gerakan
Melalui tubuh dan gerakan, seorang pemain drama harus dapat menggambarkan karakter atau watak tokoh yang diperankan, misalnya: penggelisah, pemarah, dan tidak sabar. Selain itu, suatu gerakan terentu dapat menunjukkan kegembiraan, kejengkelan, atau kejemuan. Supaya tubuh dan gerakan pemain bermakna dan memikat, diperlukan adanya irama. Oleh karena itu, irama yagn digunakan perlu disiapkan terlebih dahulu.

Selasa, 04 Oktober 2016

Pengertian Dongeng dan Jenis-Jenisnya

Pengertian Dongeng
Menurut Danandjaja, dongeng adalah cerita pendek kolektif kesustraan lisan. Dongeng merupakan cerita prosa rakyat yang tidak dianggap benar-benar terjadi. Dongeng diceritakan terutama untuk hiburan, meskipun banyak pula yang melukiskan kebenaran, ajaran moral, ataupun sindiran.

Kebanyakan orang menganggap bahwa dongeng sebagai cerita mengenai peri. Kenyataannya, banyak dongeng yang tidak menceritakan kehidupan para peri, melainkan isi cerita atau plotnya mengenai sesuatu yang wajar. Dongeng dapat berupa cerita peri, cerita kanak-kanak, atau cerita ajaib.

Jenis-Jenis Dongeng
Antti Aarne dan Stith Thompson membagi jenis dongeng ke dalam empat golongan besar, yakni:
a. dongeng binatang (animal tales)
b. dongeng biasa (ordinary folktales)
c. lelucon dan anekdot (jokes and anecdotes)
d. dongeng berumus (formula tales)

Dongeng binatang merupakan dongeng yang ditokohi binatang peliharaan dan binatang liar. Binatang-binatang itu dalam cerita jenis ini dapat berbicara dan berakal budi seperti manusia. Binatang-binatang itu biasanya terbatas pada jenis tertentu.

Dongeng biasa adalah jenis dongeng yang ditokohi manusia dan biasanya adalah kisah suka-duka seseorang.

Lelucon dan anekdot merupakan dongeng-dongeng yang dapat menimbulkan rasa menggelikan hati, sehingga menimbulkan tawa bagi yang mendengar maupun yang menceritakan.

Dongeng merumus merupakan dongeng yang strukturnya terdiri atas pengulangan-pengulangan. Subbentuk dari dongeng berumus adalah: dongeng bertimbun banyak, dongeng untuk mempermainkan orang, dan dongeng yang tidak mempunyai akhir.

Senin, 03 Oktober 2016

Pengertian Prosa dan Jenis-Jenisnya

Pengertian Prosa
Prosa adalah salah satu jenis tulisan yang dibedakan dengan puisi karena variasi ritme (rhythm) yang dimilikinya lebih besar, serta bahasanya yang lebih sesuai dengan arti leksikalnya.

Kata prosa berasal dari bahasa Latin "prosa" yang artinya "terus terang". Jenis tulisan prosa biasanya digunakan untuk mendeskripsikan suatu fakta atau ide. Karenanya, prosa dapat digunakan untuk surat kabar, majalah, novel, ensiklopedia, surat, serta berbagai jenis media lainnya.

Prosa juga dibagi dalam dua bagian, yaitu prosa lama dan prosa baru. Prosa lama adalah prosa bahasa Indonesia yang belum terpengaruhi budaya barat, sedangkan prosa baru adalah karangan bebas yang terkontaminasi budaya Barat serta tidak terikat oleh aturan-aturan apa pun.

Jenis -Jenis Prosa
Jenis prosa Indonesia dapat dikelompokkan sebagai berikut.
  1. Prosa Naratif yaitu karangan berisi penceritaan suatu peristiwa atau kejadian dengan tujuan pembaca seolah-olah mengalami kejadian yang diceritakan dalam karangan. 
  2. Prosa Deskriptif yaitu karangan berisi penggambaran suatu objek secara detail sehingga pembaca seolah-olah melihat dan merasakan sendiri objek yang digambarkan dalam karangan. 
  3. Prosa Eksposisi yaitu karangan yang memaparkan sejumlah pengetahuan atau informasi sejelas-jelasnya agar pembaca memahami isi pengetahuan atau informasi dengan benar.
  4. Prosa Argumentasi yaitu karangan berisi ide atau gagasan yang dilengkapi data-data kesaksian yang bertujuan memengaruhi pembaca untuk menyatakan persetujuannya terhadap gagasan dalam karangan.

Pembagian Prosa
Prosa Lama
Cerita rakyat tergolong ke dalam prosa lama. Cerita rakyat merupakan sastra lisan yang berkembang di masyarakat, terutama pada masa lalu. Cerita rakyat adalah cerita yang pada dasarnya disampaikan oleh seseorang kepada orang lain melalui penuturan lisan, yakni penciptaan, penyebaran, dan pewarisannya dilakukan secara lisan melalui tutur kata dari mulut ke mulut di kalangan masyarakat pendukungnya secara turun–temurun dari satu generasi ke generasi.

Jenis cerita rakyat antara lain mite/mitos, legenda, dan dongeng.
  1. Mite atau mitos bersal dari bahasa Yunani mythos yang berarti cerita yakni cerita tentang dewa-dewa dan pahlawan-pahlawan yang dipuja-puja. Mitos adalah cerita tentang dewa-dewa suci yang mendukung sistem kepercayaan atau agama (religi).
  2. Legenda adalah cerita yang mengisahkan asal-usul satu tempat atau peristiwa zaman silam. Menurut Sudjiman (1986: 29) legenda adalah cerita rakyat tentang tokoh, peristiwa, atau tempat tertentu yang mencampurkan fakta historis dan mitos.
  3. Dongeng menurut Sudjiman (1986: 15) adalah cerita tentang makhluk khayalis. Makhluk khayali yang menjadi tokoh-tokoh cerita semacam itu biasanya ditampilkan sebagai tokoh yang memiliki kebijaksanaan untuk mengatur masalah manusia dengan segala macam cara.
Prosa Baru
Yang termasuk ke dalam prosa baru antara lain:
  1. Cerita pendek. Cerita pendek atau sering disingkat cerpen adalah suatu bentuk prosa naratif fiktif. Berapa ukuran panjang atau pendek yang dimaksud memang tidak ada aturan baku yang dianut maupun disepakati diantara pengarang dan para ahli sastra.
  2. Novel. Novel sebenarnya merupakan salah satu jenis fiksi. Novel dan cerita pendek merupakan dua bentuk karya sastra yang sekaligus disebut fiksi. Bahkan dalam perkembangannya yang kemudian, novel dianggap bersinonim dengan fiksi.

Sumber:
Syarif, Elina, dkk. 2016. Modul Mata Pelajaran Bahasa Indonesia Sekolah Menengah Pertama (SMP). Jakarta: Direktorat Jenderal Guru Tenaga Kependidikan Kementerian Pendidikan dan Kebudayan

Langkah-langkah Menulis Cerpen yang Sistematis

Cerpen merupakan karangan prosa yang bertumpu pada satu kisah atau kejadian. Cerita dalam cerpen tidak melebar ke mana-mana namun tetap konsiten pada satu topik, satu tokoh, atau satu konflik tertentu. Sehingga cerpen terkesan pendek, tidak sampai mengabiskan pululah halaman. Bahkan cerpen dikatakan dapat selesai dibaca satu kali duduk.

Demikian pula dalam menulis cerpen sebenarnya tidak membutuhkan waktu yang cukup lama. Cerpen dapat ditulis dalam satu kali duduk juga. Itu artinya, jika hanya sekedar menulis saja, mungkin cukup satu atau dua jam, bahkan lebih cepat dari itu. Namun, dalam hal mencari ide dan lainnya, kadang butuh waktu berhari-hari. Bahkan ada pula melakukan riset terlebih dahulu.

Nah, berikut ini adalah langkah-langkah dalam membuat atau menulis cerpern secara sistematis. Langkah-langkah ini sangat diperlukan untuk membuat cerpen yang matang dan berkualitas.

Langkah-langkah Menulis Cerpen
1. Memilih tema/topik:
Tema/topik apa pun yang ada di masyarakat dapat dijadikan bahan baku cerpen, misalnya: pendidikan, sosial, lingkungan, olah raga, jurnalistik, peristiwa sejarah, dan Iain-Iain.

2. Menentukan tokoh-tokoh dan mendeskripsikan watak tokoh: 
Tokoh dalam cerpen berfungsi sebagai alat penyampai masalah yang akan dikemukakan pengarang. Untuk itu tentukan tokoh yang akan berperan dalam cerpen Anda. Ada kalanya nama tokoh dipilih untuk menggambarkan watak tokoh tersebut. Untuk itu, selain memilih nama tokoh sekaligus Anda dapat menentukan watak tokoh tersebut, misalnya: Topan (berwatak semau gue, suka bergaya, sombong), Dinda (berwatak lembut, baik hati), Prabu (berwibawa dan suka menolong).

3. Merumuskan garis besar cerita:
Sebelum menuangkan ide ke dalam bentuk tulis, langkah efektif agar kita (pengarang) mempunyai pijakan cerita ialah merumuskan garis besar cerita. Misalnya: Cerita ini bermula ketika .... Tokoh mempunyai persoalan/mengalami peristiwa…. Lalu ia ... sementara itu tokoh ... Persoalan di antara keduanya mencapai puncaknya ketika…, dan seterusnya.

4. Menentukan alur cerita: 
Dalam karya sastra dikenal ada tiga macam alur cerita yaitu alur progresif (alur maju), alur regresif (alur mundur), dan alur campuran. Karya sastra dikatakan menggunakan alur maju apabila peristiwa dalam cerita tersebut disajikan secara runtut dari awal cerita sampai akhir penyelesaian. Dikatakan menggunakan alur mundur apabila peristiwa yang disampaikan dalam cerita dimulai dari peristiwa saat ini lalu menceritakan peristiwa-peristiwa yang terjadi di masa lalu. Sementara disebut alur campuran apabila pengarang dalam menyajikan cerita menggunakan alur maju dan alur mundur sekaligus.

5. Menentukan latar cerita: 
Latar (setting) cerita terdiri atas tiga jenis, yaitu: latar tempat, latar waktu, dan latar peristiwa. Misalnya saja cerita yang akan Anda sampaikan tersebut terjadi di suatu tempat (misalnya: di Yogyakarta, pasar malam, kantor guru), pada suatu waktu (tahun, bulan, hari, sebelum matahari terbit, petang, dan lain-lain), dan pada suasana tertentu.

6. Memilih gaya penceritaan: 
Ada beberapa pilihan yang dapat digunakan untuk menceritakan suatu peristiwa. Kita dapat memilih gaya penceritaan secara langsung atau secara tidak langsung. Apabila penceritaan secara langsung menjadi pilihan kita, maka kita bisa menggunakan sudut pAndang aku-an, artinya kita (pengarang) seolah-olah mengalami sendiri peristiwa dalam cerita.

7. Memilih diksi: 
Diksi atau pilihan kata harus disesuaikan dengan tema cerita dan kepada siapa cerita itu ditujukan. Hal itu dimaksudkan agar cerita yang akan disampaikan terasa akrab dengan kehidupan pembaca sehingga mudah dipahami. Jika berlatih menulis cerpen menggunakan tema kehidupan remaja, Pengarang dapat memilih kata (diksi) menggunakan bahasa pergaulan dan istilah-istilah yang sering dipergunakan sehari-hari di kalangan remaja. Terkadang akan muncul kalimat seperti, “Doi tuh ngertiin gue banget!”

8. Membuat kerangka karangan dan mengembangkannya:
Kini kita sampai tahap akhir dalam menulis cerpen yaitu membuat kerangka karangan. Yang dimaksud kerangka karangan dalam pokok bahasan ini ialah skema urutan cerita atau peristiwa yang akan dikembangkan menjadi cerpen. Tentu saja kerangka karangan harus disesuaikan dengan alur cerita yang telah ditetapkan.

Minggu, 02 Oktober 2016

Bagaimana Menulis Surat Pribadi yang Baik?

Komunikasi antarmanusia dapat dilakukan dengan berbagai cara. Telepon adalah salah satu cara yang dipilih untuk berkomunikasi. Begitu pula pada zaman sekarang ini seperti surat elektonik (email), media sosial juga digunakan untuk berkomunikasi. Namun, jauh sebelum telepon, email, dan media sosial ditemukan, orang berkomunikasi dengan orang lain yang jarak jauh menggunakan surat.

Pengertian Surat Pribadi
Setiap orang pasti pernah menulis surat pribadi kepada siapa pun, misalnya kepada orang tua, paman-bibi, atau sahabat.

Surat pribadi adalah surat yang digunakan untuk kepentingan pribadi. Surat dapat berupa korespondensi antara sesama teman atau keluarga. (Wikipedia)

Lihat: Kumpulan Soal tentang Surat Pribadi

Surat pribadi dapat berisi apa saja. Panjang pendeknya juga tidak ditentukan. Dalam hal ini, yang harus diperhatikan adalah terbangunnya komunikasi.

Bagaimana Menulis Surat Pribadi yang Baik?
Di bawah ini disajikan bagian-bagian kosong (format) dalam surat prbadi.


Keterangan:
1. Tulislah tempat dan tanggal penulisan
Misalnya: Surabaya, 17 September 2016

2. Alamat surat yang dituju.
Misalnya: Yang tersayang Rina
                  di Banjarmasin

                 Yang tercinta Ayah dan Ibu
                 di Manado

3. Salam pembuka
Anda dapat menulis salam apa saja, misalnya salam hormat, selamat pagi, salam rindu selalu, assalamualaikum, atau salam manis.

4. Kabar dan kondisi diri
Biasanya berupa kabar dan kondisi. Penulis surat akan menyampaikan kabar dirinya dan sekaligus dapat menanyakan kabar penerima surat.

5. Berita.
Pada bagian ini ditulis dan disampaikan berita penting atau isi surat. Misalnya, jika Anda menulis surat kepada ibu atau bapak yang kebetulan tidak sekota, pada bagian ini tertulis maksud pengirim surat, apakah mau minta uang untuk beli buku, atau permintaan izin untuk mengikuti kegiatan ekstrakurikuler.

6. Berita lain atau cerita lain
Jika ingin menyampaikan hal-hal lain, sampaikan sesudah maksud utama disampaikan. Misalnya,berceria tentang sahabat yang lucu, atau cerita-cerita lain.

7. Penutup surat

8. Salam penutup, tanda tangan, dan nama terang pengrim.

Demikian sekilas tentang surat pribadi. Lihat juga:  Ciri-Ciri Surat Resmi yang Lengkap. Semoga bermanfaat.

Referensi:
Pendalaman Materi Bahasa Indonesia: Unram

Kumpulan Soal tentang Menyusun Kalimat Laporan

Berikut ini adalah soal-soal tentang menyusun kalimat laporan. Lihat materi Melaporkan Peristiwa.

Lihat juga: Kumpulan Soal Pilihan Ganda Bahasa Indonesia Kelas 9

Pilihlah jawaban yang tepat!
1. Bacalah kalimat berikut!
(1) Sirkuit ini diberi nama sirkuit BCR.
(2) Kehadiran sirkuit ini diharapkan mampu membina mental generasi muda.
(3) Kabupaten Sijunjung kini memiliki sirkuit motorcross di Bukit Batuak.
(4) Sirkuit yang diresmikan pada Sabtu (24/9) ini memiliki panjang 1.100 meter.
(5) Selain tempat menyalurkan bakat, sirkuit ini juga bisa mempererat tali siliturrahmi antargenerasi muda.

Urutan kalimat tersebut agar menjadi laporan yang sistematis adalah ...
A. (1), (3), (2), (4), (5)
B. (3), (1), (4), (2), (5)
C. (3), (4), (1), (5), (2)
D. (4), (2), (3), (5), (1)

2. Bacalah kalimat-kalimat berikut!
(1) Kami dipandu oleh bapak ibu guru sebanyak 6 orang.
(2) Rumah Robot Indonesia merupakan pilihan utama tujuan wisata kami.
(3) Kami berangkat menuju Rumah Robot Indonesia hari Rabu 28 september 2016 pukup 07.00.
(4) Rombongan kami berjumlah 220 orang.
(5) Di Rumah Robot Indonesia ini kami diajari cara merakit robot.
(6) Robot yang sudah kami rakit boleh dibawa pulang.

Susunan kalimat laporan yang tepat adalah ....
A. (4)-(1)-(2)-(3)-(6)-(5)
B. (2)-(3)-(4)-(1)-(5)-(6)
C. (2)-(4)-(3)-(1)-(5)-(6)
D. (3)-(1)-(2)-(4)-(6)-(5)

3. Bacalah kalimat-kalimat berikut!
(1) Kelompok kami bertugas mengamati perpustakaan.
(2) Di antara kelengkapan perpustakaan tersebut adalah meja kursi baca, rak-rak buku, lemari katalog, dan berbagai buku menarik.
(3) Pagi-pagi, kami ditugasi guru bahasa Indonesia untuk melakukan pengamatan lingkungan sekolah.
(4) Hasil pengamatan tersebut kami presentasikan di depan kelompok lain.
(5) Di dalam perpustakaan, kami mengamati sejumlah kelengkapan perpustakaan yang ada.

Susunan kalimat laporan yang tepat sesuai kalimat tersebut adalah ...
A. (1)-(2)-(5)-(3)-(4)
B. (1)-(3)-(4)-(2)-(5)
C. (3)-(1)-(5)-(2)-(4)
D. (3)-(2)-(1)-(4)-(5)

4. Bacalah kalimat-kalimat berikut!
(1) Situasi semakin mencekam sebab puncak Merapi sama sekali tidak terlihat karena tertutup awan tebal.
(2) Seismograf (alat pendeteksi gempa) terus dipasang untuk mengetahui aktivitas Merapi sudah berkurang atau semakin tinggi.
(3) Kami menyaksikan situasi letusan pertama pukul 06.45 mengarah ke barat daya dari lokasi pengamatan.
(4) Wedhus gemberl (asap tebal) itu terlihat sangat jelas menyusuri lerang menuju hulu Sungai Krasak, Gendol, dan Boyong.
(5) Akan tetapi, masyarakat Kecamatan Selo masih tenang-tenang saja.

Agar menjadi laporan yang baik, urutan laporan yang tepat adalah ...
A. (3), (4), (2), (5), (1)
B. (3), (1), (2), (4), (5)
C. (2), (5), (1), (4), (3)
D. (2), (4), (1), (5), (3)

5. Bacalah kalimat berikut!
(1) Kemeriahan itu ditandai dengan kegiatan lomba berbusana kebaya.
(2) Kegiatan itu bertujuan untuk menumbuhkan rasa cinta berbusana kebaya bagi siswa putri.
(3) Setiap kelas mengutus dua orang siswa putri menjadi peserta lomba.
(4) Peringatan Hari Kartini di SMP Mutiara berlangsung meriah.
(5) Acara itu disaksikan oleh kepala sekolah, dewan guru, dan seluruh siswa.

Urutan kalimat laporan yang tepat adalah ....
A. (4), (1), (2), (3), (5)
B. (1), (2), (3), (5), (4)
C. (2), (1), (5), (4), (3)
D. (1), (5), (4), (3), (2)

6. Bacalah kalimat berikut dengan seksama!
(1) Kami berangkat dari rumah kira-kira pukul 08.00.
(2) Walaupun sederhana, tetapi masakannya mengundang selera.
(3) Kemarin, kami sekeluarga pergi ke Dunia Fantasi, Ancol.
(4) Kami melanjutkan perjalanan hingga sampai di Dunia Fantasi.
(5) Sebelum sampai di sana, kami mampir di warung makan.

Susunan kalimat laporan tersebut yang tepat adalah ...
A. (5), (3), (1), (2), (4)
B. (5), (3), (4), (1), (2)
C. (3), (1), (5), (2), (4)
D. (3), (5), (2), (4), (1)

7. Bacalah kalimat berikut dengan seksama!
(1) Semua warga sekolah mulai siswa, guru, karyawan, sampai dengan orang tua ikut mendukung kegiatan ini.
(2) Pada bulan Mei 2012, sekolah kami mengikuti lomba Adiwiyata Nasional.
(3) Ketika pengumuman tiba, sekolah kami berhasil meraih juara pertama tingkat nasional.
(4) Pengelolaan sampah, kebersihan kelas, hingga penghijauan menjadi target kami.

Susunan kalimat tersebut yang tepat adalah ....
A. (4), (1), (3), (2)
B. (4), (2), (1), (3)
C. (2), (1), (3), (4)
D. (2), (4), (1), (3)

8. Bacalah kalimat berikut dengan seksama!
(1) Pengunjung tampak puas dan terpancar wajah gembira.
(2) Untuk menambah meriahnya kegiatan bazar tersebut, disajikan orgen tunggal.
(3) Semua kelas membuka stan dan menjual aneka kue, minuman, dan hasil karya.
(4) Kegiatan dipusatkan di  lapangan dan aula sekolah.
(5) OSIS SMP Permata Bangsa mengadakan bazar sosial.

Susunan kalimat laoran tersebut yang tepat adalah ...
A. (5), (4), (2), (3), (1)
B. (4), (3), (1), (5), (2)
C. (5), (4), (3), (1), (2)
D. (4), (3), (2), (5), (1)

9. Bacalalah kalimat berikut!
(1) Sesampainya di lokasi, penghuni Panti Asuhan gembira menyambut kami.
(2) Tepat pukul 07.00 kami berangkat dengan bus.
(3) Minggu, 3 April 2016 kami berkunjung ke Panti Asuhan.
(4) Setelah 60 menit kami dalam perjalanan lalu tibalah di lokasi.
(5) Semua siswa yang ikut, berkumpul di sekolah pukul 06.00
(6) Setelah pukul 06.30, peserta diberi pengarahan oleh ketua panitia.

Susuanan kalimat laporan tersebut yang tepat adalah ...
A. (3), (1), (4), (5), (6), (2)
B. (3), (5), (6), (2), (4), (1)
C. (5), (6), (3), (2), (4), (1)
D. (5), (2), (4), (6), (1), (3)


KUNCI JAWABAN

1) B, 2) B, 3) C, 4) B, 5) A, 6) C, 7) D, 8) C, 9) B, 10)
Sumber: Naskah Soal UN SMP/MTs Tahun 2013, 2014, 2015, 2016